Saturday, January 13, 2018

Mengenal Sejarah Goa Parat Dari Tempat Wisata Cagar Alam Pangandaran


http://pangandaran.travel/


Tempat Wisata Pangandaran termasuk dalam salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia, termasuk wisatawan asing yang juga mengunjungi Indonesia. Salah satu tempat wisata yang paling banyak dituju dan dikenal dengan beragam keindahan serta ilmu pengetahuan alam yang dimilikinya adalah keberadaan taman cagar alam. Di tempat yang satu ini bukan hanya keindahan alam saja yang bisa Anda dapatkan, tetapi ilmu pengetahuan dari beragam jenis flora dan fauna pun juga bisa Anda dapatkan dengan lebih mudah. Namun untuk saat ini penulis akan lebih membahas terkait sejarah salah satu gua yang terdapat dua cagar alam tersebut, berikut penjelasannya :
Goa di kawasan taman cagar alam pangandaran
Dikenal sebagai kawasan wisata pendidikan, taman cagar alam ini memiliki beberapa jenis goa, dimulai dari jenis goa alami hingga goa buatan. Beberapa goa tersebut diantaranya adalah Goa Parat, Goa Panggung, Goa Sumur Mudal, Goa Lanang dan juga beragam goa lainnya. Selain Goa, ada pula situs peninggalan yang cukup sering dijadikan sebagai bahan penelitian, situs tersebut dikenal sebagai situs Batu Kalde. Situs ini termasuk dalam salah satu situs yang banyak menarik perhatian peneliti, mengapa demikian? Karena di tempat ini terdapat banyak objek yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian.
Goa Parat atau Goa Keramat
Menurut sejarah, goa ini dikenal sebagai tempat bersemedi pangeran yang berasal dari Mesir, yang diantaranya terdiri dari Pangeran Maja Agung, Pangeran Kasepuhan atau Syech Ahmad, Pangeran Sumenda, serta Pangeran Kanoman atau Syech Muhammad. Pangeran Maja Agung adalah sosok ayah dari Pangeran Kasepuhan (Syech Ahmad) serta Pangeran Kanoman (Syech Muhammad). Sedangkan Pangeran Sumenda merupakan kakak dari Pangeran Maja Agung.
Kedua sosok pangeran yang merupakan keturunan dari Pangeran Maja Agung tersebut diperintahkan untuk menyebarkan agama Islam. Dengan cara tersebut, ayahnya percaya bahwa ia akan mendapatkan kesaktian dari sepuluh jimat yang kemudian dikenal dengan sebutan 'Konca Kaliman'.
Perjalanan pun dilakukan oleh kedua pangeran yang mengikuti arah angin hingga sampailah di Pangandaran. Karena tidak mendapatkan berita apa pun dari kedua anaknya Pangeran Maja pun meminta Pangeran Sumenda untuk mencari mereka, hingga mereka pun dipertemukan dan Pangeran Agung Maja pergi menyusul kedua anaknya tersebut di Gua Parat.
Kini di depan goa tersebut terdapat petilasan (bukan kuburan). Petilasan tersebut dibuat oleh masyarakat yang telah mendapatkan ajaran darinya di tempat tersebut, dan tujuan dari pembuatan petilasan itu sendiri adalah untuk mengenang jasa kedua pangeran yaitu Syech Ahmad serta Syech Muhammad sebagai panutan yang pergi dan tidak diketahui.
Selain sejarah dari gua tersebut masih banyak pula sejarah-sejarah dari goa lainnya yang terdapat di kawasan taman cagar alam Pangandaran yang dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan dari para wisatawan yang ingin mendapatkan ilmu bermanfaat dari liburannya di tempat Wisata Pangandaran dengan lebih menyenangkan.

Thursday, January 11, 2018

Menikmati Keseruan Body Rafting di Cukang Taneuh


http://pangandaran.travel/

Wisata Pangandaran memang selalu ramai setiap weekend tiba. Pasalnya, letak kabupaten tersebut tidak terlalu jauh dari Bandung, Tasikmalaya, Ciamis dan Garut. Salah satu objek wisata yang sering dipadati para pengunjung adalah Cukang Taneuh. Kawasan yang juga dikenal dengan sebutan Green Canyon-nya Pangandaran ini menawarkan pengalaman menelusuri aliran sungai dengan panorama tak biasa.
Asal Usul Nama Cukang Tenuh
Wisata Pangandaran yang berlokasi di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang ini memiliki asal usul cukup unik. Awalnya, warga sekitar memberi nama “Cukang Taneuh” yang dalam Bahasa Sunda berarti Jembatan Tanah (“Cukang” berarti jembatan dan “Taneuh” berarti tanah). Sebab, di sana terdapat jembatan dari tanah dengan panjang 40 meter dan lebar 3 meter yang menghubungkan Desa Kertayasa dan Desa Batukaras. Dulu, warga yang bekerja sebagai petani sering menggunakannya untuk menuju ke kebun atau sawah.
Lalu, pada tahun 1993 seorang wisatawan asal Perancis jatuh cinta pada Cukang Taneuh dan memberinya nama Green Canyon supaya mudah diingat. Nama tersebut merupakan plesetan dari Grand Canyon yang ada di Amerika Serikat. Alasannya karena aliran sungai di sana sangat jernih dan di sepanjang tebing yang mengapit sungai itu terdapat lumut hijau. Itu membuat masyarakat ikut-ikutan menyebutnya Green Canyon hingga saat ini.
Wahana Wisata Cukang Tenuh
Terdapat dua pilihan wahana yang bisa dicoba saat berkunjung ke Cukang Tenuh, yaitu:
River Boat
Wisatawan akan menaiki perahu “ketinting” untuk menyusuri sungai yang memisahkan dua tebing dengan pepohonan yang rimbun. Perahu yang digunakan telah dimodifikasi supaya pengunjung bisa merasa aman dan nyaman. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di Goa Green Canyon adalah 30-45 menit. Tepat di atas goa, ada jembatan tanah yang dimaksud dalam penjelasan sebelumnya. Setelah sampai di goa, biasanya pengunjung akan melanjutkan wisata dengan body rafting.
Body Rafting
Perahu yang membawa wisatawan biasanya akan berhenti di mulut gua, dekat Air Terjun Palatar. Lalu, wisatawan yang hendak melakukan body rafting akan turun dan didampingi pemandu sebelum memulai atraksi. Bagi yang menyukai petualangan dan tantangan, tentu akan puas karena mereka diajak menyusuri arus liar di antara stalakmit dan stalaktik sepanjang trek lintasannya.
Selama body rafting, pengunjung akan dibuat kagum dengan panorama alam sekitar. Apalagi keseruan semakin bertambah karena adanya air yang terus menetes di dinding goa. Terasa segar dan jernih, sehingga membuat mereka bisa menikmati liburan kali ini dengan sumringah di wajah. Durasi aktifitas ini sekitar 3-5 jam perjalanan.
Di ujung lintasan, terdapat sebuah lokasi “Batu Payung”, yakni batu yang berbentuk menyerupai payung. Wisatawan dapat melakukan kegiatan yang memacu adrenalin, seperti lompat tebing di sini.
Tak hanya memuaskan hasrat berpetualang, tapi objek wisata ini juga mengajak Anda menikmati pemandangan alam yang tidak dimiliki tempat berlibur lainnya. Jadi, jangan sampai membuang kesempatan untuk body rafting di wisata Pangandaran tersebut.